Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai

Peduli Data, Literasi Keuangan Hindarkan Nasabah Terjebak Modus Penipuan

Kasus kejahatan meningkat seiring perkembangan teknologi| Photo by Clint Patterson on Unsplash

Ibarat pisau bermata dua, perkembangan teknologi selain dapat memberikan dampak positif juga bisa menjadi sebab munculnya berbagai macam jenis kejahatan.

Misalnya saja, Social Engineering atau yang juga dikenal dengan Soceng. Merupakan suatu kejahatan yang dilakukan dengan memanipulasi psikologis korban agar mereka mau memberikan informasi pribadi maupun data-data perbankan.

Trend Kejahatan Siber di Indonesia | berkas.dpr.go.id

Dari data anomali trafik BSSN 2021, serangan siber di Indonesia sepanjang tahun 2020, mencapai jumlah yang sangat fantastis yaitu sebanyak 495,3 juta. Dengan peningkatan hampir 50 persen dari tahun sebelumnya.

Selama kurun waktu 6 tahun, dari tahun 2015 hingga 2020, aduan masyarakat lewat portal Patrolisiber mencapai 25.759 dengan total kerugian sebanyak Rp5,05 triliun.

Penipuan online menduduki peringkat pertama pada trend kejahatan siber di Indonesia.

Dengan Jawa Barat menjadi wilayah yang memiliki tingkat tindak pidana siber paling tinggi. Sementara Sulawesi Barat menjadi wilayah dengan jumlah kasus paling sedikit.

Nah, menyeramkan bukan?

Untuk itulah, penting bagi para nasabah untuk melek literasi keuangan agar tidak mudah terjebak dengan modus-modus penipuan.

Hal ini sejalan dengan harapan Penyuluh Digital dan BRI dalam upaya meminimalkan tingkat risiko terjebak modus social engineering.

Dengan paham literasi keuangan maka nasabah akan lebih mengerti terkait macam-macam produk keuangan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan juga terhindar dari modus kejahatan perbankan berbasis digital.

Lalu apa saja jenis kejahatan digital pada perbankan? Berikut diantaranya yang harus kamu tahu!

Waspadai kejahatan digital| Photo by Gilles Lambert on Unsplash

1. Skimming

Skimming merupakan salah satu jenis kejahatan yang dilakukan dengan menggandakan data nasabah lewat mesin ATM menggunakan alat skimmer.

Jenis ini tidak dapat dikenali dengan mudah. Oleh karena itu, jika kamu menemukan tanda-tanda mencurigakan pada mesin ATM, sebaiknya jangan gunakan dan segera hubungi pihak terkait untuk melakukan pengecekan.

2. Phising

Data nasabah juga dapat digandakan melalui layanan internet banking, SMS maupun penyebaran link palsu. Jadi, teliti kembali sebelum bertindak, ya!

3. One Time Password

Dana nasabah juga dapat terkuras lewat situs e-commerce hanya dengan memanfaatkan one time password atau kode OTP.

4. Vishing (Voice Phising)

Jangan langsung percaya jika mendapat telepon yang mengaku dari pihak Bank. Pastikan bahwa nomor yang menghubungi kamu adalah nomor resmi yang dimiliki oleh Bank BRI.

5. Sim Swap

Sim Swap merupakan upaya pencurian data yang dilakukan dengan mengambil alih nomor HP agar dapat mengakses akun perbankan.

Setelah tahu jenis-jenis kejahatan digital pada perbankan, jangan lewatkan tips berikut ini ya supaya kamu terhindar dari modus penipuan!

Teliti sebelum bertindak dan jadi Nasabah Bijak|Instagram @bankbri_id

1. Hindari Kebiasaan Klik Sembarangan

Jangan asal klik tautan yang diberikan dari pihak tak dikenal ataupun yang mengatasnamakan BRI.

Pastikan bahwa kamu tidak menginstal sembarang aplikasi yang tidak jelas dan mencurigakan. Bisa-bisa melalui aplikasi tersebut data kamu diambil dan digunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Bila menemukan tanda-tanda mencurigakan harap segera menghubungi call center BRI 14017/1500017 atau melalui callbri@bri.co.id.

2. Jangan Mudah Bagikan Informasi Penting

Data atau informasi penting yang dimaksud seperti PIN, username, password, kode OTP, CVV/CVC, nomor atau masa berlaku ATM.

CVV atau Card Vérification Value merupakan tiga digit kode yang ada di belakang kartu debit atau kredit.

Selain itu, jangan pernah posting tanggal lahir, nama ibu kandung, NIK, beserta foto KTP, dan sebagainya ke media sosial.

Jika kamu mendapatkan SMS, email maupun telepon yang mengatasnamakan BRI dan meminta data-data di atas, jangan pedulikan itu.

Kenali modus penyalahgunaan data pribadi. Entri data pada aksi phising umumnya memiliki kekurangan seperti error maupun kesalahan ketik.

3. Transaksi dengan Metode yang Aman

Berhati-hatilah jika kamu memperoleh kode OTP meski tanpa melakukan transaksi apapun.

Waspadai kejahatan siber dengan mengaktifkan fitur SMS dan email notifikasi. Fitur tersebut dapat membantu kamu mengetahui lalu lintas transaksi dari rekening tabungan.

Caranya cukup mudah, kamu dapat mendaftarkan nomor telepon ataupun email melalui kantor bank, ATM maupun kanal digital resmi milik BRI.

4. Waspada dengan Nomor Tak Dikenal

Abaikan nomor tak dikenal yang mengatasnamakan BRI jika nomor tersebut tidak tercatat sebagai nomor resmi BRI.

Laporkan nomor atau akun palsu tersebut untuk meminimalisir tindak kejahatan Soceng dengan menghubungi kontak atau akun resmi BRI yang bercentang biru.

Jangan sampai tertipu dengan akun palsu BRI. Ciri-ciri dari akun palsu yaitu tidak memiliki logo verifikasi atau centang biru, username dan profil picture mirip dengan akun resmi, dan jumlah followers lebih sedikit dari jumlah following.

Sekarang sudah lebih paham kan apa itu modus social engineering dan cara menghadapinya? Mari bersama upayakan melek literasi keuangan dan pastikan data-data kamu aman, ya!.

Data pribadi kamu sepenuhnya adalah tanggung jawab kamu. Teliti sebelum bertindak, jadilah Nasabah Bijak! Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu mengenai kejahatan Soceng. Salam!

Iklan

Diterbitkan oleh Intan

Penulis biasa yang biasanya gak biasa-biasa aja.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: